Senin, 05 Desember 2011

"Image" Lele Harus Berubah !

Pemerintah diminta membuat berbagai program untuk membantu mengubah image atau citra ikan lele yang masih dianggap ikan "kotor" oleh sebagian masyarakat Indonesia. Perubahan image ikan lele akan meningkatkan konsumsi ikan oleh masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia.


Demikian disampaikan para narasumber saat diskusi dalam Festival Raya Lele Nusantara 2010 di Parkir Timur Senayan, Sabtu (19/6/2010). Acara itu dibuka oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dan dihadiri para menteri dan pejabat.

Carni, salah satu pembudidaya ikan lele di Indramayu, Jawa Barat, mengatakan, perubahan image lele akan membantu penyerapan hasil panen para petani lele di berbagai wilayah yang jumlahnya melebihi permintaan pasar. Carni mencontohkan, di Indramayu setiap hari dapat dipanen 60 ton lele untuk memenuhi pasar di Jakarta dan sekitarnya.

Aken, dari PT Jumbo Bintang Lestari, mengatakan, Jakarta dan kota di sekitarnya dapat menyerap 150 ton lele per hari. Namun, para petani lele dari berbagai wilayah dapat memasok hingga 200 ton sampai 250 ton per hari.

Para petani harus mengubah lele menjadi berbagai produk olahan, seperti abon, keripik, kerupuk, dan produk lain berbahan dasar lele. "Lele jangan hanya dikonsumsi masyarakat bawah, tapi juga kalangan atas," kata dia.
"Konsumsi lele di Yogyakarta saja bisa sampai 60 ton per hari.

Kalau image lele berubah, dan seluruh masyarakat Jakarta dan sekitarnya makan lele, konsumsi akan jauh lebih besar dari 150 ton," kata Darsono dari Kampung Lele Boyolali.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, konsumsi ikan di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara lain. Konsumsi ikan di Indonesia hanya sekitar 30 kg per kapita per tahun. Sementara di Malaysia 55,5 kg per kapita per tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar