Rabu, 28 Desember 2011

Budidaya Lele, Gampang - Gampang Susah

KESUKSESAN Mugiyono dalam pembudidayaan bibit ikan lele itu tidak diraih dengan mudah. Dia juga mengalami masa-masa penuh perjuangan, seperti saat musim hujan. Ketika itu, air kolam menjadi sangat dingin dan membuat bibit bisa stres dan mati.


Namun dengan teknik tertentu, kendala tersebut bisa diatasi. Dia bisa tetap memanen bibit dalam jumlah besar dengan kualitas bagus karena menggunakan probiotik.

Dengan teknik tersebut, air di kolam tetap hangat meskipun hawa dingin menerpa. Ikan jadi betah dan  dapat bertahan bahkan berkembang dengan baik.
Dia juga mencontohkan lahan milik Iwan Kurnia PS yang tak jauh dari lokasinya. Saat musim pancaroba, budi daya tetap bertahan.

Pemilik pun bisa panen dengan tingkat lulus hidup benih (survival rate/SR) di atas 50%. Saat musim normal, SR bisa maksimal dan mencapai angka 90%. Jadi, keberlanjutan pasokan benih tidak ada masalah.

’’Rahasianya terletak pada cara pengelolaan air yang baik. Seminggu sekali kolam dikocori dengan probiotik

Nature Simba dan pakannya dicampur dengan probiotik Rajalele, Nutrisi, atau Masterfish. Pilih saja yang paling cocok,’’ jelasnya.

Suhu Diredam
Pola tersebut juga diterapkan oleh petani pembesaran lele. Dengan teknik tersebut, ikan dapat tumbuh lebih cepat, tidak ada yang kerdil, daya hidup tinggi, serta tahan stres dan penyakit.

Pemberian probiotik membuat plankton tumbuh subur sehingga air tetap hangat.

Perbedaaan suhu antara siang dan malam dapat diredam sehingga fluktuasinya tidak mencolok. Kondisi  itu cukup bagus, ideal untuk ketahanan fisik ikan.

Namun sebelum probiotik masuk, lebih bagus lagi jika kolam terlebih dulu dimasuki lemi (pupuk kandang). ’’Ini membuat pakan alami melimpah dan kondisi air tetap hangat,’’ tandas Mugi.

Kalau teknik pembudidayaan sudah dikuasai, petani masih harus memiliki ketelatenan dan kesabaran agar keberlangsungan produk terjaga.

Dia mengakui, banyak yang mencoba bermain di sektor pembenihan. Namun kemudian, berhenti di tengah jalan. Pasalnya, tidak bisa menjaga kesinambungan dan kurang sabar menghadapi kendala.

Budi daya benih menurutnya tidak boleh libur. Dalam sebulan, harus melayani petani selama 30-31 hari. Setiap hari pasti ada petani panen jadi saat itu pula harus tersedia bibit.

Sekali saja lowong tak ada persediaan, petani akan lari ke pembibit yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar