Rabu, 21 Desember 2011

Lele Jadi Komoditas Utama

Indonesia menetapkan iklan lele sebagai salah satu komoditas utama untuk dikembangkan. Pengembangan industri budidaya ikan lele bahkan tidak hanya difokuskan untuk dalam negeri, tapi juga untuk menembus pasar ekspor.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi Departemen Kelautan dan Perikanan Soen’an H. Poernomo dalam keterangan pers, Kamis (30/7/2009).

"Salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di darat tersebut adalah ikan lele. Oleh sebab itu, Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) telah menetapkan ikan lele sebagai salah satu dari 10 komoditas perikanan budidaya unggulan yang dikembangkan," katanya.

Konsumsi ikan lele di dalam negeri selama ini memang cukup tinggi sehingga tidak aneh jika lele menjadi popular dan digemari. Sedangkan untuk menembus pasar ekspor, lele harus memenuhi standar kualitas dan bisa memenuhi permintaan pasar secara kontinyu.

"Ikan patin dan lele merupakan komoditas yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun tujuan ekspor. 


Khusus untuk pasar dalam negeri, permintaan lele dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup siginifikan dan terkait erat dengan perkembangan trend pasar di masyarakat," tambahnya.

Untuk diketahui, penyediaan ikan untuk konsumsi tahun 2008 diperkirakan sebesar 29,98 kg per kegiatan per tahun. Sebelumnya adalah 25 kg per kegiatan per tahun di 2007, bahkan pada tahun 2004 hanya 22,58 kg per kegiatan per tahun.

Sedangkan angka konsumsi ikan nasional pada tahun 2008 adalah sebesar 28 kg per kapita per tahun, meningkat dibandingkan tahun 2007 sebesar 26,03 kg per kapita per tahun. Pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing tingkat konsumsi ikan ditargetkan sebesar 30,16 dan 30,89 kg per kapita per tahun.

Tingkat konsumsi ikan nasional relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi ikan Propinsi Jawa Barat sebesar 16,25 kg per kapita per tahun pada tahun 2008. 


Oleh karena itu, peningkatan produksi ikan lele di Propinsi Jawa Barat sebesar 40,75% selama periode 2004-2008 diharapkan mampu mendorong peningkatan angka konsumsi ikan propinsi tersebut.

Kenaikan rata-rata produksi budidaya ikan lele di Propinsi Jawa Barat adalah sebesar 18,15% selama periode 2007-2008 masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan rata-rata produksi budidaya lele nasional sebesar 17,95% pada periode yang sama.

Peningkatan konsumsi ikan ini disamping memiliki kontribusi terhadap kemajuan ekonomi, juga memberikan manfaat dalam pengembangan sumberdaya manusia yang cerdas dan sehat, melalui konsumsi protein dan unsur gizi lainnya yang dimiliki.

Lele juga memiliki kelebihan lain, yakni tahan hidup, maka ikan ini senantiasa dikonsumsi dalam keadaan sangat segar. Teknis budidaya lele yang sederhana, mudah, murah dan tahan penyakit juga merupakan faktor yang sangat signifikan dalam pengembangan komoditas ini

Saat ini DKP telah menerapkan kebijakan dalam pengembangan perikanan budidaya melalui Pengembangan Kawasan Komoditas Unggulan, tujuannya adalah untuk memacu budidaya bagi 10 komoditas unggulan termasuk didalamnya lele.

Sedangkan untuk sisi hilir/pasar, juga ikut mendorong pengembangan dan penguatan pasar dalam negeri berupa pembangunan sarana-prasarana pasar, kelembagaan dan pengelolaan pasar.


Data dan info pasar, promosi dan publikasi, serta jaringan kerja pasar dan distribusi juga telah dikembangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar