Usaha Pembesaran. Budidaya ikan lele dumbo umumnya dilakukan di kolam air tenang. Pada awal kedatangannya ke Indonesia, benih ikan lele dumbo sulit didapat dan harganya mahal, sehingga masyarakat menanamnya dengan hati-hati dengan menerapkan teknologi intensif.
Hingga saat ini hal itu terus berlangsung kendati kondisi sudah berubah, yakni benih sudah mudah didapat dan harganya menurun.
Masyarakat yang menanam secara ektensif, yang mencampurkan ikan ini dengan ikan-ikan lain kurang berkembang karena ikan lele termasuk ikan karnivor dan kanibal.
Pada kondisi pakan yang kurang ikan ini memakan ikan lain dan temannya sendiri, yang berakibat kematian tinggi, yang berarti produksinya juga rendah.
Pada budidaya intensif ikan yang dipelihara hanya lele (monokultur) selama pemeliharaan pakan yang diberikan adalah pelet kaya akan protein (25%).
Untuk mengurangi penggunaan pelet, di beberapa daerah dimana mudah didapatkan limbah pengolahan ikan, seperti jeroan dan tulang-tulang ikan yang masih mengandung daging, petani memberikan limbah ini sebagai selingan pakan.
Pada pemeliharaan intensif di kolam air tenang ikan lele masih dapat tumbuh dalam keadaan biomasa di atas 100 ton per ha.
Pada biomassa sebesar ini sisa-sisa pakan dan kotoran yang sedang mengalami penguraian bisa menyebabkan kandungan oksigen dibawah 1mg/L. Ikan lele memiliki kemampuan mengatasi masalah oksigen ini karena memiliki pernafasan tambahan.
Benih ikan yang banyak digunakan dalam pembesaran ikan lele adalah benih ukuran di atas 5 cm. Benih ini diperoleh dari kegiatan pembenihan dan pendederan lele.
Pada Gambar dibawah ini dapat dilihat skema pola produksi pembenihan, pendederan dan pembesaran pada usaha budidaya ikan lele.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar