Indonesia sedang menjajaki ekspor ikan lele pengasapan (lele asap) ke sejumlah negara di Timur Tengah (Timteng), untuk memenuhi kebutuhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Departemen kelautan dan Perikanan (DKP) DR Victor PH Nikijuluw, Minggu (31/5), mengatakan, Indonesia sudah ekspor ke Singapura dan Malaysia hanya jumlahnya masih sangat kecil tidak lebih dari 1 ton per bulan.
"Kita akan jajaki pasar di Timur Tengah untuk mememuhi kebutuhan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana," kata Victor seusai membuka Bimbingan teknis (Bimtek) Pemberdayaan Tenaga Kerja Pengolahan dan Pemasaran di Purbalingga.
Ekspor ikan lele asap ke Malaysia dan Singapura dicukupi dari produsen di Bogor Jawa Barat. Namun, produsen ini masih disuplay dari Boyolali dan Yogjakarta.
Dia berharap mengisi kebutuhan ekspor ke Malaysia dan Singapur bisa dipenuhi dari wilayah Banyumas termasuk Purbalingga. Disebabkan produksi lele di Bogor dan wilayah Jawa Barat pada saat tertentu masih kurang.
Penjajagakan pasar ikan olahan berupa lele untuk meningkatkan nilai ekspor, selama ini ekspor lebih pada ikan segar yang dipadatkan, ke depan mencoba hasil diversifikasi ekspor ikan. "Ikan lele itu kita belah kemudian dimasak dengan vile, dipacking dan diberi label merk dari Indonesia .
Volume yang kita ekspor tidak bertambah, tetapi ada diversifikasi peningkatan kualitas ekspor ikan," kata Victor.
Ditambahkan, target nilai ekspor pada tahun 2009 ini justru dinaikan ketika dunia tengah mengalami krisis keuangan. Nilai ekspor tahun ini sebesar 2,8 miliar dolar AS, sedang sebelumnya pada tahun 2008 nilai
ekspor sebesar 2,6 miliar dolar AS.
"Peningkatan nilai ekspor tidak dengan meningkatkan volume ekspor ikannya, tetapi disiasati dengan peningkatan diversifikasi dan kualitas ikan yang diekspor," jelas Victor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar