Minggu, 11 Desember 2011

Pengelompokan / Segmentasi Usaha Budidaya Ikan Lele

Di Indonesia ikan lele secara alami berada di perairan umum, tetapi ada juga yang sudah dibudidayakan di kolam. Dibeberapa kawasan di Indonesia, agribisnis usaha lele bahkan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang telah menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat. 

Segmentasi usaha budidaya lele secara umum digolongkan menjadi dua (2) kegiatan usaha yaitu usaha pembenihan  dan usaha pembesaran. Dengan adanya penggolongan /segmentasi tersebut, perputaran modal dan aktivitas usaha agribisnis lele akan lebih cepat berputar. 

Disamping hal tersebut, suatu kegiatan budidaya akan terbagi menjadi beberapa rangkaian unit kegiatan yang menghasilkan produk dan dapat dipasarkan secara terpisah. Berikut akan kita bahas lebih lanjut masing-masing golongan budidaya ikan lele.

A. Usaha Pembenihan
Pembenihan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan yang betujuan untuk menghasilkan benih dengan ukuran tertentu.Benih yang diperoleh, dapat dipelihara lebih lanjut pada tahap pembesaran ataupun langsung dipasarkan.

Satuan produksi pembenihan ikan adalah jumlah bibit (perekor), sedangkan untuk ukuran benih ikan lele dinyatakan dalam satuan panjang (cm). Ukuran benih lele yang dihasilkan dalam segmentasi pembenihan untuk ditebar dan dipelihara di kolam pembesaran umumnya berukuran 5-7 cm , 7-9 cm atau 9-12cm.

Bisnis/usaha pembenihan ikan lele terbagi menjadi 3 macam, yaitu terdiri atas pembenihan secara alami (tradisional), semi intensif (induce spawning) dan intensif (induce breeding). Ragam kegiatan usaha pembenihan meliputi pemeliharaan induk, persiapan kolam pemijahan, tehnik pemijahan induk lele, penetasan telur, pemeliharaan larva serta pendederan benih.

Keuntungan usaha pembenihan lele adalah, kegiatan ini dapat dilakukan di lahan yang terbatas, yaitu dengan menggunakan kolam atau wadah yang terbuat dari bahan yang sederhana, misalnya saja seperti kolam terpal plastik, dsb. Sedangkan untuk pemijahan ikan lele dapat dilakukan di bak fiberglass dan kolam tembok.


Kegiatan usaha pembenihan memiliki keuntungan waktu perputaran modal lebih cepat bila dibandingkan dengan usaha pembesaran. Biaya operasional dan investasi yang diperlukan dalam kegiatan pembenihan lebih murah/kecil dibandingkan dengan biaya untuk pembesaran ikan lele. Namun dalam usaha ini diperlukan ketekunan, kejelian serta ketrampilan dibandingkan pada usaha pembesaran lele.

B. Usaha Pembesaran Lele Secara Intensif
Usaha pembesaran lele merupakan kegiatan pemeliharaan ikan lelel dari ukuran benih untuk selanjutnya dibesarkan menjadi ukuran siap dikonsumsi. Ukuran ikan lele untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri/lkcal adalah 8-12 ekor per kilogram. Apabila ukuran lebih besar dari 200 gr, umumnya kurang diminati / tidak diterima oleh pasar lagi. 

Untuk itu ikan yang berukuran lebih dari 200 gr dipasarkan untuk kebutuhan tempat pemancingan ataupun dijadikan bahan baku untuk aneka olahan ikan lele sepeti abon , kerupuk lele dsb. Sedangkan untuk kebutuhan ekspor diperlukan ukuran lele minimal 500 gr/ekor.
 
Usaha pembesaran yang banyak dilakukan adalah pembesaran secara intensif. Kegiatan pembesaran ikan lele secara intensif dilakukan dengan tehnik yang modern dan memerlukan biaya yang cukup tinggi. Tehnik budidaya ikan lele secara intensif memiliki kekhasan berupa padat penebaran benih yang sangat tinggi, yaitu 200-400 ekor/m2. 

 Pemberian pakan berupa pelet (pakan buatan pabrik), dengan harga yang cukup tinggi. Selain hal tersebut sering dilakukan penggantian air yang bertujuan agar air tetap besih dan tidak kotor oleh sisa-sisa pakan dan kotoran. Penggantian air ini bertujuan agar lele tidak terserang penyakit. Ikan lele yang terlanjur terkena penyakit sangat sulit untuk dapat disembuhkan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar