Rabu, 14 Desember 2011

Jakarta Butuh Lele 80 Ton Perhari

Direktur Pemasaran Dalam Negeri Ditjen Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) DKP, Sadullah Muhdi, di Jakarta, Rabu, masih dikuti dari kapanlagi.com, mengatakan, ikan lele, yang juga disebut cat fish merupakan produk perikanan yang dapat menjadi sumber protein hewani yang sangat baik.

"Selain itu, dengan harganya yang terjangkau maka serapan oleh pasar pun cukup baik," katanya dalam Dialog Sosial mengenai ikan lele yang diselenggarakan Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) dan Komunitas Wartawan Kelautan dan Perikanan (Komunikan).

Di dalam negeri, dia mengatakan, permintaan ikan lele cukup besar yang mana jenis lele dumbo menjadi pilihan yang diminati oleh pembudidaya pada umumnya karena mudah perawatannya dan cepat menghasilkan.

Sedangkan di DKI Jakarta tercatat sebanyak 3.000 lapak yang menjual menu pecek lele, di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, diperkirakan terdapat 5.000 lapak yang menjual jenis makanan tersebut.

Menurut dia, dalam satu hari penjual pecek lele dapat menghabiskan dua hingga lima kilogram ikan lele. Sehingga rata-rata pasokan ikan lele hanya untuk Jakarta mencapai 12 ton per hari, sedangkan untuk Jabodetabek dapat mencapai 20 ton per hari.

"Kebutuhan konsumsi lele di DKI saja mencapai 80 ton per hari. Sementara di Yogyakarta kebutuhannya untuk konsumsi baru 30 ton per hari," ujar dia.

Peningkatan produksi budidaya ikan lele ini bergantung juga dengan perkembangan penjual pecek lele, ujar dia. Untuk itu diperlukan bimbingan dan masukan kepada para penjaja pecek lele agar usaha mereka lebih berkembang lagi sehingga berpengaruh pada budidaya ikan lele.

Lebih lanjut, Muhdi mengatakan, terkait dengan pengembangan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjajakan pecek lele hendaknya Pemda DKI juga dapat memberikan ruang dan bimbingan bagi para PKL agar usahanya tetap berjalan.

Selain itu masalah pendanaan dan pencitraan juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.

"Masalah citra ikan lele harus ditingkatkan. jika perlu dilakukan diversifikasi nama sehingga pencitraan produk makanan olahan dari ikan lele ini semakin menarik konsumen," katanya.

Dia mengungkapkan, hal itu telah dilakukan dilakukan pada olahan ikan patin yang disebut ikan dori untuk meningkatkan pencitraan produk perikanan tersebut di mata konsumen.

Sebagaimana diungkapkan kompas.com pun tidak jauh beda," Adapun kebutuhan lele di wilayah Jabotabek diperkirakan sekitar 75 ton sehari. Pemasoknya bukan saja berasal dari petani lele Jabar, tetapi juga dari Jawa Tengah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar