Rabu, 28 Desember 2011

Bantuan Lele Dari Presiden Tak Transparan

Bantuan Presiden SBY untuk peternak lele di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit, Boyolali berbuntut masalah.

Pembagian bantuan dianggap tidak transparan dan hanya menguntungkan sebagian pengurus kelompok tani.
Kecurigaan itu dikemukakan pada acara sosialisasi dana bantuan Presiden bagi peternak lele, Senin (25/2) kemarin.


Kirnowo, anggota Kelompok Tani Mina Karya Utama, menuding pengurus kelompok tidak pernah terbuka. Anggota bahkan baru tahu dana bantuan itu sudah cair 1,5 bulan lalu.

Namun, pada kenyataannya pengurus belum juga menyalurkan dana bantuan tersebut kepada anggota, dengan alasan masih menunggu sosialisasi.

’’Bantuan dari Presiden untuk pengadaan benih lele itu sebesar Rp 900 juta,’’ ungkapnya.

Dijelaskan, sudah lama dia curiga. Pasalnya, pendataan terhadap peternak tidak transparan, karena tidak melibatkan anggota.

Pengurus ngotot membagi bantuan itu berdasarkan jumlah kepemilikan kolam.
Padahal, mayoritas anggota memilih agar bantuan tersebut dibagi rata untuk 105 peternak lele.

Menurut data di pengurus, jumlah kolam ikan 1.661 petak. ’’Namun, setelah dihitung ulang, hanya 1.216 petak. Jelas, ini upaya penggelembungan,’’ tambahnya.

Pertemuan Ulang
Runadi, anggota lain, menjelaskan pengurus sudah berkali-kali melakukan pertemuan dengan anggota, guna membahas penyaluran bantuan tersebut.
Namun, sejauh ini belum juga ada titik temu.

Maka, diadakan pertemuan ulang melibatkan Dinas Peternakan.
Beberapa hari lalu, pengurus kelompok diketahui berusaha menemui peternak secara langsung di rumah masing-masing, untuk membagi-bagikan uang bantuan Presiden.

’’Lo, ini kan uang untuk seluruh anggota. Kok pembagiannya tidak transparan. Dananya kan jelas, jumlah anggota dan petak kolamnya juga jelas,’’ tambahnya.

Ketua Kelompok Tani Mina Karya Utama Darseno mengakui, dana bantuan Presiden itu – untuk subsidi pembelian benih lele – sudah diterima. Uangnya kini disimpan di rekening kelompok.
Hanya , pembagiannya belum bisa dilakukan karena masih menunggu persetujuan semua anggota.

Dia membantah bersikap tidak transparan dalam pembagian bantuan tersebut.
’’Uang bantuan masih disimpan dalam rekening kelompok,’’ tegasnya.

Dia mengatakan, sebenarnya bantuan dari Presiden itu berjumlah Rp 500 juta, yakni untuk subsidi pembelian 15 juta bibit lele.

Namun, karena beberapa daerah lain tak bisa memenuhi syarat administrasi untuk mendapatkan bantuan serupa, sebagian bantuan untuk daerah lain itu dialihkan ke Kelompok Tani Mina Karya Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar