Kebutuhan benih ikan lele merupakan prioritas utama dalam menunjang program budidaya. Tapi kualitas bibit yang baik menjadi masalah budidaya lele di Kabupaten Sleman.
S.Riyadi Martoyo, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman mengatakan indikasi penurunan kualitas benih itu antara lain pertumbuhan tidak merata. “Saat panen, 10 % berukuran besar dan 60 % ukuran standar dan 30 % berukuran kecil. Waktu pemeliharaan menjadi lebih lama, jadi 70 hari dari sebelumnya 50 hari. Sehingga kebutuhan pakan makin banyak,” katanya.
Mengatasi masalah ini, Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman memberikan induk lele sangkuriang kepada UPR (Unit Pembenihan Rakyat) untuk memperbaiki mutu induk lele di Kabupaten Sleman.
AA Laksmi Dewi, Kepala Bidang Perikanan mengatakan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina lele dumbo generasi kedua dengan induk jantan lele dumbo generasi keenam.
“Setelah melalui pemeliharaan sekitar 150 hari, berhasil membesarkan induk lele sangkuriang siap bertelur sekitar 2 bulan lagi sejumlah 1.100 ekor,” katanya.
Pada tahun 2007, benih lele di Kabupaten Sleman mencapai 266.905.000 ekor. Produksi tersebut dihasilkan oleh 157 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang mengelola 48.225 ekor induk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar