Sebagaimana pemaparan sebelumnya bahwa penulis melakukan budidaya dengan metoda organik dan tidak melakukan penggantian air selama budidaya, ini dapat menghemat sekaligus mempertahankan kualitas air.
Kuncinya adalah perlakuan kolam sebelum penebaran benih, sebagaimana ditulis dalam posting sebelumnya yaitu penggunaan kompos dan herbal.
Air kolam tidak pernah dilakukan penggantian atau sirkulasi mengingat fungsi herbal dan kompos yang telah bekerja sehingga tercipta kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele.
Setelah ditanami lele tanda-tanda kualitas air yang tampak yaitu berwarna hijau yang konon katanya kaya akan sejenis alga yang dibutuhkan lele, tetapi warna air yang hijau ini sebenarnya tidak kotor dan tidak berbau.
Perlu diingat bahwa pengadaan air harus dari sumber yang bersih, terbebas dari pestisida, limbah dan kotoran lainnya, kebetulan kolam penulis dekat dengan mata air dan terjamin kebersihannya,
Penambahan Volume Air
Pada kegiatan Tata Guna Pakan disebutkan bahwa pemberian pakan terdiri dari 4 tahap, yaitu:(L1, PL2, PL3, SNL) hal ini berhubungan dengan sistim pengaturan air kolam, dimana disebutkan bahwa air kolam tidak diganti atau difilter tetapi hanya dilakukan penambahan, tahapannya adalah:
- Pada saat pertama kali benih masuk tinggi air kolam adalah 50 cm, pakan yang digunakan yaitu L1.
- Setelah pakan L1 habis (sesuai dg jatah volume pakan) maka tinggi air ditambah menjadi 70 cm kemudian berikan pakan jenis PL2.
- Setelah pakan PL2 habis tinggi air ditambah lagi menjadi 90 cm dan pakan menggunakan pakan PL3.
- Terakhir setelah PL3 habis tinggi air naik lagi menjadi 120 cm, pertahankanlah volume air pada ketinggian ini hingga saatnya panen tiba dan pakan yang digunakan adalah pakan tenggelam (SNL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar