Jumat, 11 November 2011
Belajar Dari Lele Sangkuriang
Perekayasaan perbaikan mutu induk lele sudah dilakukan di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Perekayasaan ini meliputi produksi induk melalui silang-balik (tahun 2000), uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik (tahun 2001), dan aplikasi produksi induk silang-balik (tahun 2002 – 2004).
Hasil perekayasaan ini menghasilkan lele SANGKURIANG yang memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat. Lele SANGKURIANG memiliki fekunditas 33.33% lebih tinggi dibandingkan lele dumbo dan umur pertama matang gonad yang lebih tua.
Pertumbuhan benih lele SANGKURIANG pada pemeliharaan umur 5-26 hari menghasilkan laju pertumbuhan harian 43.57% lebih tinggi dibandingkan lele dumbo sedangkan pada pemeliharaan umur 26-40 hari 14.61% lebih tinggi.
Pada pembesaran calon induk tingkat pertama dan kedua, lele SANGKURIANG menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan lele dumbo yaitu 11.36% dan 16.44%. Sedangkan pada pembesaran kelas konsumsi, konversi pakan pada lele SANGKURIANG hanya mencapai 0.8 dibandingkan lele dumbo yang mencapai > 1.
Diseminasi induk/benih yang bermutu kepada para pembenih/UPR telah dilakukan ke beberapa sentra budidaya lele dan didukung dengan diseminasi teknologi budidayanya.
catatan:
Mengenai Lele SANGKURIANG yang nongkrong di blog ini berasal dari makalah lain (selalu ditandai dengan adanya penulisan referensi) sehingga untuk penulisan referensi ilmiah, sebagai berikut:
Sunarma, A., 2004. Peningkatan Produktifitas Usaha Lele SANGKURIANG (Clarias sp.). Makalah disampaikan pada Temu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan Temu Usaha Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan, Bandung 04 – 07 Oktober 2004. Bandung. 13 halaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar