Gubernur Bali Made Mangku Pastika melakukan panen lele perdana pada kolam ikan yang berada di areal Kantor Gubernur Bali, Jumat (16/9). Budidaya lele dan sejumlah jenis ikan lainnya merupakan salah satu upaya Pemprov Bali dalam memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan.
I Gede Suwardhiyana yang dipercaya sebagai pengelola kolam menjelaskan, di areal Kantor Gubernur hingga saat ini terdapat empat buah kolam. Tiga diantaranya merupakan kolam permanen dan satu kolam buatan yang dibuat dari terpal. Tiga kolam permanen memang sudah ada sebagai bagian penataan areal kantor. Agar tidak mubazir, ketiganya kemudian dimanfaatkan untuk budidaya ikan.
Lele yang dipanen kemarin berasal dari kolam permanen yang berada di sebelah selatan Pura Kantor Gubernur. Lele yang dipanen jenis Sangkuriang, berjumlah sekitar 200 ekor. Sementara dua kolam permanen lainnya yang berada di halaman depan dan Gedung Wiswa Sabha lebih banyak diisi ikan nila dan karper. Selain memanfaatkan tiga kolam permanen yang telah ada, belakangan juga dibuat sebuah kolam dari terpal. Sekitar seminggu lalu, kolam tersebut telah diisi 3.300 bibit lele jenis Sekar Taji yang merupakan hasil persilangan bibit Thailand dan Afrika. Budidaya lele pada kolam buatan ini merupakan kerjasama dengan Koperasi Aditama, Sidemen.
Budidaya lele dan sejumlah ikan di areal kantor ini bukanlah tanpa tujuan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi contoh dan mendorong masyarakat untuk memanfaatkan pekarangannya. "Kita tak ingin hanya bicara saja, tapi memberi contoh," ujar Gubernur. Dia mengharapkan, hal ini bisa menginspirasi masyarakat untuk memanfaatkan waktu dan pekarangan dengan beternak ikan. "Ternyata tidak sulit. Kalau tidak punya kolam, bisa membuatnya dengan terpal," imbuhnya. Selain bermanfaat secara ekonomis, budidaya ikan dalam skala rumah tangga juga berkaitan dengan peningkatan gizi keluarga. "Lele itu proteinnya tinggi dan juga ada nilai ekonomisnya," imbuhnya.
Selain panen lele, Gubernur juga meninjau Instalasi Pengolahan Pupuk Organik yang ada di areal kantor. Keberadaan instalasi ini membuktikan kalau Pemprov Bali tidak setengah hati dalam melaksanakan program Bali Clean and Green. Keberadaan pengolahan pupuk organik ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Bali Green Province.
Setiap harinya areal Kantor Gubernur menghasilkan 350-400 Kg sampah organik yang berasal dari dedaunan. Instalasi memiliki tiga blok pengolahan sampah yang masing-masing mampu menampung 4 meter kubik sampah. Dioperasikan sejak 25 Mei lalu, instalasi ini mulai menghasilkan pupuk organik. Bahkan pupuk yang dihasilkan sudah sempat dikirim untuk gerakan penghijauan di kawasan SMAN Bali Mandara yang terletak di Kubutambahan. (Hms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar