Kemacetan lalu lintas yang dibarengi polusi udara yang melanda kota-kota besar termasuk Surabaya, ternyata juga bisa berdampak merugikan bagi budidaya lele.
Menurut Abah Nasrudin, sang maestro lele sangkuriang Indonesia, yang kebetulan lokasi kolam beliau juga berdekatan dengan pusat kemacetan di puncak, polusi ini bisa menyebabkan radang insang. Apalagi jika makanan lele yang digunakan adalah jenis pakan apung.
Penulis sendiri baru bisa mendapatkan informasi lanjutan tentang hubungannya dengan kesehatan lele, yakni polusi perkotaan menyebabkan kandungan asam udara yang tinggi.
Kandungan asam ini akan menempel di permukaan air kolam. Jika air permukaan yang mengandung racun ini tertelan lele secara terus menerus, akibatnya bisa menyebabkan lele tersebut sakit.
Kandungan asam dari udara yang tinggi bisa dengan mudah berpindah ke air kolam saat hujan turun dan saat kabut malam yang pekat bernaung diatas kolam.
Solusi untuk mengatasinya, masih menurut Abah yang juga berpangkat Letkol, adalah jangan memberi pelet makanan saat terlalu pagi.
Biasakan memberi pakan mulai pukul 9 pagi. Pasalnya udara tercemar ini hanya bisa diatasi dengan cara terpaan sinar matahari yang membakarnya.
Jika memberi pakan apung terlalu pagi, maka racun2 yang ada di permukaan air kolam ini akan bercampur dengan makanan. Akibatnya lele bisa keracunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar